Kakak Kandung Goo Hara Angkat Bicara Perihal Warisan yang Di Klaim Sang Ibu


Goo Ho In, kakak kandung dari Goo Hara, angkat bicara dalam sebuah interview perihal ibu mereka yang saat ini menuntut separuh warisan peninggalan Goo Hara setelah sang ibu menelantarkan Goo Hara dan dirinya.

9 Maret, Dispatch melaporkan bahwa keluarga Goo Hara saat ini tengah menghadapi sengketa hukum terkait warisan sang artis tersebut setelah kematiannya pada November tahun lalu. Kakak kandung Goo Hara mengajukan gugatan hukum terhadap ibu kandung mereka yang meminta pembagian warisan Goo Hara. Sang ibu menunjuk kuasa hukum dan mengklaim bahwa dirinya sebagai ahli waris langsung berhak menerima 50% dari harta warisan Goo Hara.

Dilaporkan juga bahwa ayah kandung Goo Hara menolak klaim yang dibuat oleh mantan istrinya tersebut, dan ia juga telah memberikan 50% bagian warisannya kepada kakak Goo Hara. Karena itulah, 50% warisan dari Goo Hara dibagi dua menjadi 25% masing-masing untuk sang kakak laki-laki dan juga sang ibu. Dispatch mengutip dari perwakilan ayah Goo Hara yang mengatakan bahwa ibu kandung dari anak-anaknya tersebut telah menelantarkan Goo Hara dan kakaknya sejak mereka masih kecil. Ayah mereka merantau demi menghasilkan uang untuk membiayai hidup Goo Hara dan akaknya, sementara Goo Hara dirawat oleh nenek dan juga kakaknya.

Sang kakak menyatakan dirinya menentang klaim ibunya yang meminta setengah dari warisan Goo Hara, berdasarkan undang-undang di Korea mengenai pembagian harta warisan secara adil. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa di antara ahli waris langsung, warisan harus diberikan kepada pihak yang secara khusus memberikan keturunan atau pihak yang berkontribusi pada pemeliharaan dan pengembangan properti milik mereka. Kakak Goo Hara telah menyatakan bahwa ayah merekalah yang memberikan tunjangan anak dan biaya hidup, dan sang ayah juga aktif membantu sebagai wali Goo Hara setelah ia debut.

Kakak Goo Hara buka suara pada media berita SBS FunE mengenai situasi yang terjadi saat ini. Dari media berita tersebut diketahui bahwa Goo Ho In dan Goo Hara terpaut usia dua tahun, dan mereka saling menyayangi satu sama lain. Ketika Goo Ho In kelas empat SD dan Goo Hara kelas dua, ibu kandung mereka pergi dari rumah dan memutuskan hubungan dengan mereka. Sementara ayah mereka merantau demi menyokong biaya hidup anak-anaknya dengan bekerja di berbagai lokasi konstruksi yang tersebar di seluruh negeri, sang ayah menitipkan kedua anaknya untuk diasuh oleh nenek dan bibi mereka. Dilansir dari SBS FunE, disaat kakak beradik tersebut membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka, mereka pun saling mengandalkan satu sama lain tanpa adanya orang tua di sisi mereka. 

Goo Hara debut sebagai member girl grup KARA pada 2008 silam dan berjuang mengukuhkan namanya sebagai bintang Korean Wave di Jepang. Sang ibu telah melepaskan hak orang tua dan hak asuhnya pada tahun 2006. Namun, ia justru hadir di pemakaman Goo Hara demi mencari "haknya sebagai orangtua."

Goo Ho In mengatakan kepada outlet berita bahwa ibu mereka hadir di rumah duka dan bersikeras untuk tampil sebagai kepala keluarga yang berduka."Pihak keluarga berusaha menghentikannya, jadi dia sengaja menyebabkan kekacauan," katanya. “Dia memegang ponsel dengan cara yang tidak wajar, dan ternyata dia merekam video dengan ponsel itu. Sepertinya dia sedang mengumpulkan bukti, jadi [kami] mengambil ponselnya dan menghapus videonya. Dua hari setelah pemakaman, saya dihubungi tentang masalah properti adik saya. Ketika saya pergi ke sana, ada dua orang yang mengaku sebagai pengacara ibu saya. Saat itulah saya berpikir, 'Ah, dia menunjuk pengacara untuk mendapatkan warisan Hara.' Saya merasa sangat dikhianati."

Goo Ho In melanjutkan, “Saya ingat hari ketika ibu saya meninggalkan rumah. Saat itu saya masih kecil, jadi saya tidak yakin mengapa dia pergi. Ayah saya bertanya kepada adik saya dan saya dengan cara yang tidak wajar, "Apakah ada yang ingin kalian miliki?" Ayah saya pun akhirnya membuat pilihan yang drastis saat itu. Adikku dan aku menyaksikan bersama ketika ayah kami dimasukkan ke dalam mobil ambulans. Bagi adik saya, Hara, yang saat itu masih duduk di kelas dua SD, kepergian ibu kami yang tiba-tiba dan rasa sakit  hati yang diderita ayah kami pasti selalu menjadi kesedihannya."

Dispatch dan SBS FunE mengungkapkan foto-foto yang digambarkan sebagai buku harian yang diduga ditulis oleh Goo Hara sendiri pada 2016 silam. Dia menulis tentang bagaimana dia berjuang mengatasi rasa sedihnya kehilangan sang ibu, dan dia juga menulis tentang betapa dia sangat menginginkan cinta, perhatian, dan kehangatan.

SBS FunE melaporkan bahwa Goo Hara adalah orang yang pertama kali mencari ibu mereka. Dijelaskan bahwa ketika dia menjalani perawatan untuk mengatasi depresinya, seorang ahli medis menyarankan agar dia menemukan ibunya. Pada musim gugur 2017, dia bertemu ibunya untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, dan Goo Ho In mengenang disaat Goo Hara, yang telah hidup tanpa ibunya sejak sekian lama, hanya terdiam dan tanpa emosi ketika akhirnya ia bertemu dengan sang ibu.

"Ketika Hara membuat pilihan ekstrim tahun lalu, dia sangat membutuhkan seorang wali," katanya. “Ayah saya tidak bisa datang, dan saya tidak memenuhi syarat untuk menjadi walinya, jadi saya segera menghubungi ibu kami. Ketika Hara sadar di ICU, hal pertama yang dia katakan adalah, 'Kenapa kau memanggil ibu ke sini?" Hara bisa memang bisa kapan saja menghubungi ibu kami, namun berada di dekat ibu kami terasa canggung dan sulit baginya."

Goo Ho In menjelaskan alasan mengapa ia memberanikan diri bicara tentang hal ini dalam sebuah wawancara. "Aku dan Hara ditelantarkan oleh ibu kami, jadi kami tumbuh dengan bekas luka," katanya. "Mungkin itu sebabnya Hara terus ingin dicintai. Dia ingin terus dicintai oleh penggemarnya juga, jadi itu bahkan lebih sulit lagi baginya. Saya kesal karena orang yang menjadi alasan utama Hara mengalami masa sulit sekarang justru mengaku sebagai ibu kandungnya ketika Hara bahkan sudah tidak ada lagi di dunia ini sekarang. Bahkan aku tidak tahan ketika kata-kata 'Aku ibu Hara' keluar dari mulutnya."

Menurut Undang-Undang Sipil Korea, dalam kasus kematian orang dewasa tanpa anak, ibu atau ayah mereka memiliki hak atas warisan mereka bahkan jika mereka tidak secara pribadi membesarkan mereka. SBS FunE menjelaskan bahwa ayah mereka telah memberikan semua haknya atas warisan Goo Hara kepada sang kakak lelaki, ia menyesal telah menghabiskan seluruh hidupnya bekerja dan tidak dapat menjalankan perannya sebagai orang tua bagi anak-anaknya.

SBS FunE menulis bahwa ada kontroversi mengenai UU Sipil ini yang menyatakan bahwa seorang ibu atau ayah memiliki hak atas warisan anak mereka walaupun mereka tidak membesarkan sang anak. SBS FunE menyatakan bahwa hukum hanya mengakui kasus-kasus yang sangat khusus seperti kejahatan terhadap kemanusiaan, misalnya pembunuhan, sebagai alasan untuk mendiskualifikasi seseorang dari hak mereka atas warisan.

Kuasa hukum Goo Ho In menyatakan alasan mereka mengajukan permohonan persidangan adalah karena undang-undang saat ini tidak dapat memberikan perlindungan bahkan jika orang tua hanya mengejar keuntungan finansial semata setelah kematian sang anak meski mereka menelantarkan anak mereka dan mengabaikan tugas mereka sebagai orang tua untuk membesarkan anak-anak mereka. Mereka menyatakan, “Ini tidak hanya menghambat keadilan, tetapi juga menjadi penderitaan kedua bagi keluarga yang ditinggalkan. Meskipun tidak mudah, kami ingin menjadikan kasus ini sebagai sebuah ujian." (3025)

Sumber: 1 / 2 / 3

Komentar